NTB, repoeblik – Daun kelor, yang sebelumnya hanya dikenal sebagai bahan herbal, kini menemukan pemanfaatan baru sebagai bahan dasar untuk kerupuk di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB). Inovasi ini menarik perhatian banyak orang, karena tidak hanya memberikan nilai tambah pada daun kelor yang melimpah di daerah tersebut, tetapi juga membuka peluang bisnis bagi para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), yaitu kerupuk daun kelor.
Salah satu contoh UMKM yang terlibat dalam produksi kerupuk daun kelor adalah kelompok usaha Mekar Sari Bangkit di Desa Batu Putih, Kecamatan Sekotong, Lombok Barat, NTB. Mereka telah berhasil mengolah daun kelor menjadi kerupuk dalam jumlah yang cukup signifikan, yaitu sekitar 50 kg setiap bulannya. Harga jual kerupuk daun kelor yang dipatok sebesar Rp 10 ribu untuk kemasan 150 gram telah menarik minat konsumen, dan produk ini dipasarkan secara khusus ke toko oleh-oleh di Mataram.
Keberhasilan kelompok usaha Mekar Sari Bangkit dalam mengembangkan produk kerupuk daun kelor ini tentunya menimbulkan pertanyaan mengenai prospek bisnisnya. Sebagai bahan dasar yang bersumber dari alam dan memiliki nilai gizi tinggi, kerupuk daun kelor memiliki potensi untuk menjadi alternatif makanan ringan yang sehat dan menguntungkan. Daya tarik produk yang berasal dari bahan alami dan proses produksi yang ramah lingkungan dapat menjadi nilai tambah dalam pemasaran.
Selain itu, bisnis kerupuk daun kelor juga memberikan manfaat ekonomi lokal. Proses produksi yang melibatkan tenaga kerja lokal membuka peluang kerja dan penghasilan tambahan bagi masyarakat sekitar. Dengan semakin banyaknya permintaan atas produk ini, kelompok usaha Mekar Sari Bangkit di NTB berpotensi untuk berkembang menjadi perusahaan kecil atau menengah yang lebih besar, dan bahkan dapat menjadi produsen kerupuk daun kelor berskala nasional.
Namun, di balik peluang bisnis yang menjanjikan, tentunya ada tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya adalah persaingan dengan produsen kerupuk lainnya yang menggunakan bahan baku yang lebih umum dan mudah didapatkan. Oleh karena itu, strategi pemasaran yang efektif dan inovasi dalam produk menjadi kunci kesuksesan dalam menghadapi persaingan tersebut.
Dalam mengembangkan bisnis kerupuk daun kelor, dukungan dari pemerintah dan lembaga terkait juga sangat penting. Pelatihan, pendampingan, serta akses ke pasar yang lebih luas dapat membantu UMKM seperti kelompok usaha Mekar Sari Bangkit untuk lebih siap dalam menghadapi persaingan dan mengoptimalkan potensi bisnisnya.
Melalui terus meningkatnya perhatian masyarakat terhadap makanan sehat dan alami, produk seperti kerupuk daun kelor memiliki kesempatan yang baik untuk diterima dengan baik di pasaran. Dengan upaya yang tepat dalam pemasaran dan manajemen bisnis yang baik, potensi bisnis kerupuk daun kelor di NTB dapat menjadi salah satu contoh suksesnya UMKM dalam menghadapi era globalisasi dan perkembangan industri.
Pengembangan bisnis kerupuk daun kelor di NTB adalah gambaran nyata tentang bagaimana inovasi dapat mengubah pandangan tradisional tentang suatu bahan menjadi peluang bisnis yang menjanjikan. Semoga langkah kreatif UMKM di daerah ini dapat terus diapresiasi dan memberikan dampak positif bagi perkembangan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat setempat.