Islam meyakini bahwa segala perbuatan semasa di dunia akan dimintai pertanggungjawaban pada hari kiamat kelak. Umat Islam juga diperintahkan agar senantiasa takut kepada Allah SWT dan menaati perintah-Nya.
Perintah taat kepada Allah SWT telah disebutkan dalam Al-Qur’an. Allah SWT berfirman dalam surah An-Nisa ayat 59,
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَاُولِى الْاَمْرِ مِنْكُمْۚ فَاِنْ تَنَازَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَالرَّسُوْلِ اِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا ࣖ ٥٩
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nabi Muhammad) serta ululamri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunahnya) jika kamu beriman kepada Allah dan hari Akhir. Yang demikian itu lebih baik (bagimu) dan lebih bagus akibatnya (di dunia dan di akhirat).”
Imam Ghazali, seorang cendekiawan besar dalam sejarah pemikiran Islam, telah mengemukakan beberapa tanda bahwa seseorang takut pada Allah (taqwa). Berikut adalah beberapa pandangan Imam Ghazali mengenai tanda-tanda ketakwaan
1. Menghindari Dosa
Seseorang yang benar-benar takut pada Allah akan berusaha keras untuk menghindari segala bentuk dosa dan perbuatan yang tidak disenangi Allah. Mereka akan berusaha untuk hidup dalam taat dan menjauhkan diri dari hal-hal yang melanggar perintah agama.
2. Istiqamah (Keteguhan)
Ketakwaan akan tercermin dalam sikap istiqamah, yaitu konsisten dalam menjalankan ajaran agama dan prinsip-prinsip moral, baik dalam situasi yang baik maupun buruk.
3. Mengendalikan Hawa Nafsu:
Seseorang yang takut pada Allah akan berupaya mengendalikan hawa nafsunya, menahan diri dari hawa nafsu yang merusak dan tidak bermanfaat.
4. Kerendahan Hati dan Tidak Ujub (Sombong)
Ketakwaan menghasilkan rasa kerendahan hati dan kesadaran akan keterbatasan manusia di hadapan Allah. Orang yang takut pada Allah tidak sombong atau menyombongkan diri.
5. Memperbaiki Akhlak
Seseorang yang taqwa akan berusaha untuk memperbaiki akhlak dan perilaku mereka dalam interaksi dengan sesama manusia.
6. Berbuat Baik
Ketakwaan akan tercermin dalam keinginan untuk berbuat baik, membantu sesama, dan melakukan amal kebajikan.
7. Selalu Bersama Allah
Orang yang takut pada Allah akan selalu merasakan kehadiran-Nya dalam setiap tindakan dan pikiran mereka. Mereka akan merenungkan akibat dari setiap tindakan mereka di hadapan Allah.
8. Berusaha Mendekatkan Diri kepada Allah
Seseorang yang taqwa akan berusaha untuk mendekatkan diri kepada Allah melalui amal ibadah, doa, dan dzikir.
Al-Qur’an secara rinci menggambarkan ciri-ciri sifat orang munafik, yaitu orang yang berpura-pura sebagai seorang Muslim, tetapi sebenarnya tidak memiliki keimanan yang tulus dalam hati. Berikut adalah beberapa ciri-ciri sifat orang munafik menurut Al-Qur’an
1. Sikap Dua Wajah (Taswiyah al-Wajh)
Orang munafik cenderung memperlihatkan wajah yang berbeda di depan orang lain dibandingkan dengan apa yang mereka tunjukkan di belakang layar. Mereka bersikap berbeda saat berinteraksi dengan orang-orang yang tidak tahu keadaan sebenarnya.
2. Berbicara Dusta (Kadzib)
Orang munafik seringkali berbicara dengan dusta atau menyampaikan informasi palsu dalam usaha untuk mendapatkan keuntungan atau menghindari konsekuensi.
3. Tidak Konsisten dalam Iman (Ihtirab al-Iman)
Sifat munafik ditandai dengan tidak konsistennya dalam mempertahankan keyakinan dan praktek agama. Mereka bisa saja tampil beriman di depan umum, tetapi melanggar prinsip-prinsip agama di tempat lain atau dalam tindakan tersembunyi.
4. Enggan Beribadah (Qaswat al-Qalb)
Orang munafik cenderung enggan melaksanakan ibadah dengan tulus dan tekun. Mereka beribadah hanya demi memperlihatkan diri kepada orang lain, bukan karena ikhlas dan ketulusan dalam beribadah kepada Allah.
5. Mementingkan Kepentingan Duniawi (Riyaa’)
Orang munafik cenderung memprioritaskan kepentingan duniawi dan kesenangan materi daripada kepentingan akhirat. Mereka beramal hanya demi mencari popularitas atau manfaat dunia.
6. Tidak Mendukung Kebaikan
Munafik tidak senang melihat kebaikan atau kesuksesan orang lain, terutama jika itu mengancam kedudukan atau kepentingan mereka sendiri.
7. Ketidakstabilan Emosi (Shubahat al-Haul)
Orang munafik bisa mudah terpengaruh oleh perubahan situasi atau orang lain, sehingga mereka bisa berubah dalam keyakinan atau tindakan mereka tanpa prinsip yang tetap.
8. Tidak Mengikuti Panduan Rasulullah
Orang munafik seringkali menolak atau tidak mengikuti petunjuk dan ajaran yang diajarkan oleh Rasulullah Muhammad Saw.