Alaku Alaku Alaku Alaku Alaku Alaku Alaku Alaku
Berita UtamaEkonomi & Bisnis

Prabowo Subianto Gagas Koperasi Desa Merah Putih

Prabowo Subianto Gagas Koperasi Desa Merah Putih
Prabowo Subianto Gagas Koperasi Desa Merah Putih / foto ilustrasi / dok Lintas Periangan

Jakarta – Sebanyak 210 ribu orang akan diberikan pelatihan pengelolaan Koperasi Desa Merah Putih dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Program koperasi desa ini merupakan arahan dari Presiden Prabowo Subianto untuk melindungi petani dan warga desa dari sistem ekonomi yang tidak adil.

Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi mengungkapkan bahwa Prabowo Subianto sangat peduli terhadap koperasi dan kesejahteraan rakyat. “Pak Prabowo ini memang hatinya untuk koperasi dan rakyat. Karena itulah ide pembentukan kopdes yang dicanangkan oleh beliau dan diperintahkan kepada saya ini,” kata Budi Arie dalam keterangan Kemenkop, dikutip dari detikcom, Sabtu (15/3/2025).

Perlindungan dari Tengkulak dan Rentenir

Program Koperasi Desa Merah Putih ini dirancang untuk menghadapi tantangan ekonomi pedesaan dan melindungi masyarakat dari praktik tengkulak serta rentenir yang merugikan. “Bagaimana untuk melindungi masyarakat, khususnya masyarakat desa, supaya tidak terjerat rentenir, tengkulak, dan sistem ekonomi yang tidak adil di desa. Petani dibeli murah, sementara orang kota disuruh belinya mahal,” jelas Budi.

Pembentukan 70 Ribu Koperasi Desa

Sebanyak 70 ribu koperasi desa akan dibentuk di seluruh Indonesia. Setiap koperasi desa akan dikelola oleh tiga orang, sehingga total 210 ribu orang akan menerima pelatihan khusus. Budi Arie juga menekankan pentingnya kerja sama dengan Kadin untuk menyukseskan program ini.

Upaya Menekan Kemiskinan Ekstrem

Program ini diharapkan dapat menekan angka kemiskinan ekstrem yang masih mencapai 3 juta orang di desa-desa. Menurut Budi Arie, koperasi merupakan bentuk demokrasi ekonomi yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan mendukung target Indonesia Emas 2045.

Perbaikan Kontribusi Ekonomi Desa

Budi Arie menambahkan bahwa pencapaian pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen tidak dapat hanya mengandalkan perkotaan. Desa harus dilibatkan sebagai kekuatan utama. Saat ini, kontribusi ekonomi nasional didominasi oleh kota sebesar 85 persen, sementara desa hanya berkontribusi 15 persen.

Exit mobile version