Kabar kurang menggembirakan datang dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sumatera Selatan, yang memprediksi bahwa Kota Palembang dan sekitarnya akan kembali dilanda kabut asap. Kondisi ini disebabkan oleh menurunnya curah hujan, yang berdampak pada potensi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di wilayah tersebut.
Kepala Stasiun Klimatologi Kelas 1 Sumatera Selatan, Wandayantolis, mengungkapkan bahwa berdasarkan pemantauan dan update prakiraan dasarian untuk Oktober III, seluruh wilayah Sumatera Selatan memiliki peluang lebih dari 90% mengalami curah hujan dengan kategori rendah (0-50 mm) yang tergolong dalam sifat hujan Bawah Normal.
“Artinya pada akhir Oktober ini, hujan masih lebih kering dari biasanya. Potensi hujan hanya diperkirakan akan muncul di bagian tengah hingga ke barat Sumatera Selatan,” ungkapnya pada Senin (23/10/2023).
Wandayantolis menekankan bahwa situasi ini akan meningkatkan potensi munculnya hotspot di wilayah timur Sumatera Selatan. Hotspot tersebut memiliki potensi untuk memicu kebakaran hutan dan lahan, yang pada gilirannya dapat menghasilkan kabut asap yang menyelimuti wilayah Palembang dan sekitarnya, termasuk Musi Banyuasin.
Saat Sumatera Selatan menghadapi potensi kekeringan, dampak dari cuaca ekstrem yang meliputi penurunan curah hujan juga akan memberikan tantangan baru bagi warga. Selain berkurangnya hujan, potensi kekeringan juga akan memperbesar peningkatan suhu udara maksimum harian, menciptakan kondisi yang lebih panas dan kering daripada biasanya.