Jakarta, Alaku News – Politikus senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Panda Nababan, mengungkapkan bahwa ia telah mengetahui sosok calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampingi Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang. Namun, Panda enggan untuk membeberkan sosok tersebut dengan alasan menghormati Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
Pada diskusi Adu Perspektif yang diselenggarakan oleh detikcom bersama Total Politik pada Rabu, 4 Oktober 2023, Panda Nababan memberikan pernyataan terkait cawapres Ganjar Pranowo. “Sudah jelas (keputusan Mega soal cawapres Ganjar). Sekarang ini capres Ganjar, wapresnya sekarang lagi digodok. Ya nanti sabar, aku udah tahu tapi nggak mau mendahului Mega,” ujar Panda.
Panda juga mengakui bahwa pada masa lalu, ia pernah mendahului Megawati Soekarnoputri dalam menentukan calon presiden. Pada Pemilihan Presiden 2014, Panda telah mengusulkan nama Joko Widodo (Jokowi) sebagai kandidat yang diusung oleh PDIP. Namun, tindakan tersebut mendapat kritik dan semprotan keras dari Megawati.
Panda, berbagi pengalamannya saat mendahului Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, dengan mengusulkan nama Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden Republik Indonesia dalam Pemilihan Presiden 2014. Pengakuan ini disampaikan oleh Panda Nababan dalam sebuah acara rakernas di Ancol, yang juga merupakan Ketua DPD PDIP Sumatera Utara pada saat itu.
Dalam pernyataannya, Panda Nababan mengungkapkan bahwa pada saat itu, ia merasa terinspirasi oleh sifat sederhana yang dimiliki oleh Jokowi. “Habis itu dikumpulkan ketua-ketua DPD di Batu Tulis, di situ saya disemprot. ‘Apa alasanmu Panda? Kenapa kau, punya pengalaman apa dia? Kenapa kau usulkan dia?’ Terus saya bilang ‘sederhana aja, Mbak Mega, kalau Mbak Mega datang ke Sumatera Utara kampanye saya butuh uang Rp 250 juta, Rp 100 juta dari oli’, ‘Terus maksudmu apa? (balas Mega), ‘Kalau yang datang Jokowi saya cuma perlu Rp 25 juta, rakyat datang’,” ujarnya.
Pengalaman tersebut, menurut Panda Nababan, mencerminkan ketulusan hati Jokowi dalam berpolitik dan menggambarkan keterhubungannya dengan rakyat. Meskipun usulannya pada saat itu mendapat penolakan dan kritik keras dari Megawati Soekarnoputri, Panda Nababan tetap berpegang pada alasan sederhana tersebut sebagai dasar pilihannya.
Panda Nababan juga menyatakan bahwa saat itu ia harus menjelaskan alasan di balik usulannya dengan tekad yang kuat. “Itulah alasanku. Ditarik-tarik lah bajuku sama orang DPD,” tambahnya.
Panda Nababan, menyoroti pentingnya tata krama dan aturan organisasi dalam PDIP dalam sebuah percakapan mengenai cawapres dari Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, untuk Pemilihan Umum 2024. Panda Nababan juga mengungkapkan momen lucu ketika ia ditanya apakah sosok cawapres Ganjar berasal dari Madura atau “Surabaya Timur.”
Dalam wawancara yang berlangsung, Panda Nababan menegaskan bahwa PDIP memiliki tata krama dan aturan organisasi yang perlu dihormati. Hal ini mencerminkan komitmen partai dalam menjalankan proses politik dengan cara yang terstruktur dan sesuai dengan prinsip-prinsipnya.
Namun, dalam suasana yang lebih santai, Opung Panda, panggilan akrab Panda Nababan, menceritakan momen humor ketika ia ditanyai apakah cawapres Ganjar berasal dari Madura atau “Surabaya Timur.” Meskipun ia membantah, Panda tak kuat menahan tawa dan dengan riang ia mengalihkan pembicaraan dengan membahas Madura dari sisi geografis.
“Orang nggak tahu kalau Surabaya Timur itu Madura lho. Orang kan pikir kaya Jakarta Timur,” ujar Panda sambil tertawa.
Selain itu, dalam perkembangan terkait cawapres Ganjar Pranowo, nama Menko Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md juga disebut-sebut masuk ke dalam bursa cawapres Ganjar Pranowo. Namun, hingga saat ini, belum ada konfirmasi resmi terkait siapa yang akan menjadi cawapres dalam pasangan Ganjar Pranowo di Pemilu 2024.