Jakarta – Rencana apel akbar pasukan berani mati yang akan digelar di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, pada 22 September 2024, menuai kritik tajam dari berbagai kalangan. Pakar telematika Roy Suryo mengimbau agar apel tersebut dibatalkan, mengingat situasi negara yang kondusif dan menghindari potensi konflik.
Roy Suryo dalam podcast Keadilan TV menyampaikan pendapatnya bahwa aksi tersebut tidak diperlukan saat ini. “Nggak usah yang kayak gitu. Itu pasukan berani mati apa berani malu,” ujar Roy seraya tertawa. Menurutnya, gerakan seperti ini justru dapat memecah belah masyarakat di tengah stabilitas politik yang ada.
Kritik Terhadap Kultus Individu
Selain itu, Roy juga memperingatkan para pendukung Presiden Joko Widodo untuk tidak terlalu mengkultuskan figur, meskipun seseorang dianggap penting. “Ngapain dipuja-puja meskipun orang itu ingin jadi raja tapi dia kan bukan keturunan raja,” sindir Roy Suryo.
Sementara itu, pimpinan pasukan berani mati, Sukodigdo Wardoyo, mengklaim bahwa apel tersebut akan diikuti oleh 20 ribu anggota yang berkomitmen untuk menjaga Presiden Jokowi dan keluarganya dari ancaman. Apel ini diadakan sebulan sebelum berakhirnya masa jabatan Jokowi sebagai presiden.
Habib Rizieq Shihab (HRS) Beri Tanggapan Keras
Di sisi lain, Habib Rizieq Shihab (HRS) mengeluarkan imbauan kepada warga Jakarta untuk “mengasah golok” dan tetap berada di rumah. Menurut HRS, pasukan berani mati bela Jokowi siap menghadapi potensi aksi unjuk rasa, dan dia memperingatkan agar tidak ada kekacauan dalam pelaksanaannya.
Apel ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat terkait potensi kerusuhan yang bisa timbul di tengah situasi politik menjelang transisi pemerintahan. Sebagian pihak mendesak agar acara tersebut dibatalkan untuk menjaga stabilitas dan persatuan nasional.