Jakarta – Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945 menjadi saksi heroisme rakyat Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan dari ancaman pasukan Sekutu dan Pemerintahan Sipil Hindia Belanda atau Netherlands Indies Civil Administration (NICA). Peristiwa bersejarah ini terjadi di tengah situasi yang belum stabil pascakemerdekaan, ketika tentara Inggris dan Belanda mulai memasuki Surabaya pada 25 Oktober 1945 untuk melucuti senjata Jepang dan mengamankan tawanan perang, Sabtu (9/11/2024).
Kedatangan pasukan Sekutu tersebut dibarengi dengan pendirian pos pertahanan NICA di bawah Brigadir Jendral Aubertin Walter Sothern Mallaby, yang semakin memperburuk suasana. Melihat ini, rakyat Surabaya yang dipimpin Bung Tomo mulai menyerang pos-pos Sekutu, menciptakan bentrokan senjata yang puncaknya adalah tewasnya Mallaby pada 30 Oktober 1945.
Kematian Mallaby memicu kemarahan Inggris, yang kemudian melancarkan serangan besar-besaran pada 10 November. Perlawanan rakyat yang dikenal dengan “Arek-arek Suroboyo” pun berlanjut selama kurang dari tiga minggu, menyebabkan kerusakan besar di kota dan ribuan korban jiwa.