Scroll untuk baca artikel
Alaku
Alaku
Alaku
Alaku
Literasi & Opini

Pejuang Kehidupan di Mandalika

×

Pejuang Kehidupan di Mandalika

Sebarkan artikel ini
Pejuang Kehidupan di Mandalika
Zacky Antony, wartawan senior di Bengkulu (foto: dok pribadi)

Catatan Zacky Antony

ELI RAHMAWATI (13) dan Endin (13), tancap gas menaiki bukit yang cukup terjal tanpa rasa takut sedikitpun. Eli yang berperawakan lebih besar mengendarai motor, sedangkan Endin dibonceng.

Saya amati, keduanya terlihat sudah biasa menaiki motor ke atas bukit. Bak seorang pebalap motor cross, Eli meliukkkan stang motor menghindari lubang di atas tebing. Mengerem. Lalu menarik gas lagi. Dan akhirnya sampai ke puncak.

Saya kaget juga melihat ketangkasannya mengendarai motor. Pertama, karena dia seorang perempuan. Kedua, masih tergolong anak-anak. Tapi itulah potret anak-anak Mandalika. Anak-anak ini adalah pejuang kehidupan di Mandalika. Acap kali pembangunan berskala Internasional memarginalkan penduduk lokal.

Baca Juga:  Air Mata Dibalik Penjara Dua Guru

Tidak mau kalah, saya pun tancap gas. Semula saya agak ragu. Maklum, saya jarang pakai motor bebek untuk naik bukit dengan kondisi jalan tanah bercampur batu-batu kerikil. “Nggak apa-apa pak. Tanahnya kering kok,” kata Endin seperti mengetahui keraguan saya.

Bukit yang kami naiki itu bernama Bukit Seger. Itu satu-satunya bukit di luar kawasan trek yang menawarkan view sirkuit Mandalika dari ketinggian. Bukan kami bertiga saja yang naik ke bukit pada senja di hari Jumat (7/11) itu. Saya lihat banyak juga pengunjung lain naik bukit pakai motor. Bahkan, ada beberapa pengunjung satu keluarga naik bukit pakai mobil.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *