Alaku Alaku Alaku Alaku Alaku Alaku Alaku Alaku
Berita Utama

Cogito Ergo Sum

Cogito Ergo Sum
Cogito Ergo Sum

Cogito Descartes, ungkapan klasik “Aku berpikir maka Aku ada,” tidak hanya sebuah konsep filosofis, melainkan pintu menuju dimensi eksistensial dan universal subjektivitas. Ungkapan ini, yang lahir dari keraguan radikal, bukanlah hasil deduksi atau demonstrasi, tetapi merupakan penegasan esensi.

René Descartes, seorang filsuf yang revolusioner, pada satu titik dalam pencariannya meragukan segala sesuatu, termasuk keberadaannya sendiri dan dunia di sekitarnya. Namun, dalam hipotesisnya, dia gagal menghapus dirinya dari eksistensi. Hasilnya adalah penangguhan kepastian yang rasional memberikan bukti esensi yang kuat yang terkait dengan pemikiran itu sendiri. Dalam kata-kata Descartes, “Saya tahu dari sana, saya adalah zat yang seluruh esensi atau sifatnya hanya untuk berpikir, dan yang, untuk menjadi, tidak membutuhkan tempat, juga tidak bergantung pada materi apa pun” (Khotbah tentang metode).

Dengan demikian, Cogito mengungkapkan bahwa subjek adalah zat berpikir yang eksis independen dari segala yang lain. Ini adalah dasar dari dualisme jiwa dan tubuh, mengartikan bahwa jiwa (pikiran) dan tubuh (materi) adalah dua substansi yang berbeda. Subjek yang berpikir adalah entitas yang mandiri, tidak bergantung pada dunia fisik atau materi untuk eksistensi.

Selain itu, Cogito ergo sum atau Cogito mengungkapkan dimensi transparan subjektivitas. Ini berarti bahwa subjek yang berpikir memiliki pemahaman intuitif tentang dirinya sendiri karena pemikirannya dan identitasnya adalah satu dan sama. Ini adalah inti dari universal subjektivitas, di mana kesadaran pada dasarnya adalah dasar pengetahuan. Dengan kata lain, kesadaran mendefinisikan eksistensi dan pengetahuan itu sendiri.

Descartes menggunakan Cogito sebagai dasar bagi metode penalaran yang cermat dan rasional. Konsep ini menjadi penjamin bahwa pembentukan penilaian yang benar adalah kemungkinan. Pemikiran dapat berkembang dengan metode yang cermat, dengan syarat bahwa urutan pemikiran diatur sedemikian rupa sehingga yang berikutnya bergantung pada yang sebelumnya.

Exit mobile version