Al Temukan Asteroid Lebih Dekat dari Jarak Bulan dan Bumi, Akan ‘Berpotensi Bahaya’

Al Temukan Asteroid Lebih Dekat dari Jarak Bulan dan Bumi, Akan ‘Berpotensi bahaya’ – foto dok IND times

Sebuah sistem Al (artificial intelligence) atau kecerdasan buatan mendeteksi asteroid berstatus berpotensi berbahaya bagi Bumi. Sistem Al tersebut memang di program untuk mendeteksi asteroid berbahaya yang ada di dekat Bumi.

Dengan Asteroid yang dimaksud itu dapat diperkirakan ia akan mendekati Bumi pada jarak 140 ribu mil atau 225 kilometer. Namun Jarak ini lebih pendek dibanding jarak antara planet kita dengan Bulan, yang rata-rata 238.855 mil atau 384.400 kilometer.

Disebabkan jarak tersebut, batu tersebut digolongkan sebagai Asteroid yang Berpotensi Berbahaya atau Potentially Hazardous Asteroid (PHA). Namun begitu ini bukan masalah akan berdampak di Bumi pada masa yang akan datang.

 

Dan Asteroid tersebut ia memiliki lebar sekitar 600 kaki atau 180 meter dan disebut sebagai 2022 SF289. Namun, sistem AI yang menemukannya dinamai sebagai HelioLinc3D.

 

dilangsir Space, HelioLinc3D dikembangkan untuk mendukung Observatory Vera C Rubin yang saat ini sedang dibangun di Chili utara. Sistem AI tersebut akan mengerjakan tugasnya selama 10 tahun ke depan untuk mencari batuan antariksa di sekitar Bumi di langit malam.

Baca Juga:  Ditangkap Polisi, Suami Tersangka KDRT di Depok Langsung Ditahan!

HelioLinc3D ini begitu penting bagi para ilmuwan untuk memberikan informasi mengenai batuan luar angkasa yang akan bertabrakan dengan Bumi.

Kini ada Puluhan juta batuan luar angkasa yang berkeliaran di tata surya, mulai dari asteroid yang hanya berukuran berapa meter sampai planet kerdil seukuran Bulan. Dengan Batuan-batuan luar angkasa ini adalah suatu sisa-sisa material yang awalnya membentuk planet-planet sekitar 4,5 miliar tahun yang lampau.

 

Sebagian besar objek tersebut terletak jauh dari Bumi, dengan mayoritas asteroid ia berada di sabuk asteroid utama antara Mars dan Jupiter. Sementara, beberapa di antaranya juga memiliki orbit yang mendekatkan mereka ke Bumi, terkadang bisa dikatakan sangat dekat.

 

Apakah Bisa Menimbulkan Risiko?
Dengan Batuan luar angkasa yang mendekati Bumi didefinisikan sebagai objek dekat Bumi atau near-Earth objects (NEOs). Kemudian, asteroid yang menjelajah hingga jarak sekitar 5 juta mil dari planet ini mendapatkan status Asteroid Berpotensi Berbahaya (PHA). dilangsir detikcom.

Baca Juga:  10 Manfaat Membaca dan Dampak Negatifnya

 

Tapi, asteroid berkedudukan PHA tapi bukan berarti bahaya akan berdampak pada planet Bumi. Sama saja dengan SF289 2022, saat ini tidak ada PHA yang diketahui menimbulkan dampak risiko sekurang-kurangnya untuk 100 tahun ke depan nanti.

 

Kini para astronom lagi mencari tahu asteroid yang berpotensi berbahaya dan memantau orbitnya hanya untuk mengetaui bahwa mereka tidak akan tabrakan dengan Bumi.

Asteroid berstatus PHA yang baru ini ditemukan saat AI pemburu asteroid HelioLinc3D dikerjasama dengan data dari survei ATLAS di Hawaii, dengan uji meminimalkan sebelum Rubin diselesaikan.

Penemuan 2022 SF289 ini telah menunjukkan bahwa HelioLinc3D dapat menemukan asteroid dengan penelitian yang lebih sedikit daripada teknik pendeteksi batu ruang angkasa saat ini.

Baca Juga:  Gibran Berpeluang Jadi Cawapres! Deddy Sitorus: Dia Tak Pernah Menolak

 

Asteroid adalah benda langit padat yang mengorbit Matahari. Mereka umumnya terdiri dari batu dan logam, dan ukurannya bervariasi dari yang kecil seperti kerikil hingga besar seperti gunung. Asteroid terutama terdapat dalam sabuk asteroid di antara orbit Mars dan Jupiter, tetapi ada juga yang mengorbit di luar sabuk tersebut atau mendekati Bumi.

Beberapa asteroid memiliki orbit yang dapat membawa mereka mendekati Bumi. Ketika asteroid ini melintasi atmosfer Bumi dan menghasilkan kilatan cahaya yang disebut “bintang jatuh” atau meteor. Jika asteroid cukup besar dan bertabrakan dengan Bumi, itu dapat menyebabkan dampak besar yang berpotensi mengakibatkan kerusakan serius.

Ilmuwan secara aktif memantau dan mempelajari asteroid, serta mengembangkan rencana potensial untuk mengatasi ancaman tabrakan asteroid di masa depan. NASA dan badan-badan antariksa lainnya telah melakukan misi untuk mengunjungi dan mempelajari asteroid secara langsung, seperti misi OSIRIS-Rex dan misi Hayabusa2.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan